Sabtu, 13 Oktober 2012

Resto Budaya Jawa Jogja

Dari kejauhan, sudah nampak keramaian di salah satu bangunan di Jl. FM. Noto No.7 Kotabaru. banyaknya kendaraan di tempat parkir, membuat orang penasaran karena banyaknya orang yang berkunjung kesana. Bangunan yang didominasi berwarna cokelat, dengan berbahan dasar kayu ini terlihat sederhana namun elegan. Terdapat beberapa foto perempuan memakai sanggul, kebaya, rok dan berkacamata ini juga ikut mendominasi bangunan tersebut. Tingginya rasa penasaran setelah medekati keramaian ternyata itu adalah sebuah kafe yang bernama “The House of Raminten”. Setelah berjalan menuju pintu masuk, langsung disambut dengan alunan musik gamelan khas Jogja.

Dengan keramahan khas Jogja karyawannya pun menyambut konsumen dengan senyuman dan buku menu. Jarik batik cokelat putih yang melekat di tubuh karyawan wanita yang melayani konsumen tampak anggun. Kafe yang mempunyai beberapa alternatif gaya tempat duduk ini membuat konsumen dapat memilih gaya tempat duduk yang dinginkan pengunjung seperti lesehan, kursi duduk, dll. Kafe ini mengangkat konsep kafe budaya Jogja yang kental.  Saat membaca menu yang ada di kafe tersebut, terdapatlah berbagai macam jamu tradisional, makanan, dan minuman. Yang menarik dari kafe ini adalah menu minuman yang unik yaitu es krim bakar Raminten. Sembari menunggu pesanan pengunjung dapat menikmati suasana kafe. Suasana santai, tenang dan ramah yang tercipta membuat saya ikut merasa tenang.
Di kafe ini juga terdapat dua kereta kencana yang unik dan besar. Kereta kencana yang didominasi berwarna hijau dan merah ini ikut menambah kekhasan Jogja di kafe Raminten. Perabotan yang digunakan pun masih berbahan dasar kayu berwarna cokelat. Suasana santainya pun tercipta karena pengunjung disuguhi tontonan televisi, sehingga seakan-akan pengunjung sedang berada dirumah sendiri. Untuk mengetahui lebih jelas asal usul nama Raminten. Pemilik kafe yang berdiri pada Desember 2008 ini adalah Bapak Hamzah. Beliau adalah seorang seniman yang sering tampil di Jogja TV dan berperan sebagai perempuan. Dengan dandanan seperti foto yang ada di berbagai sudut kafe yaitu foto perempuan memakai sanggul, kebaya, rok dan berkacamata. Sehingga Bapak Hamzah mempunyai gagasan mendirikan sebuah kafe menggunakan nama Raminten tersebut. Nama yang menunjukkan orang Jogja sehingga mudah untuk diingat. Konsep kafe dengan mengangkat budaya Jogja sangat tepat, karena dapat menarik hati turis domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati suasana Jogja yang kental, mungkin tidak ada di kafe lain. (Deska Hasanah/ Resto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar